Indonesian Minister of Defense (Menhan) Prabowo Subianto, delivered his speech at the 20th Shangri-La International Institute for Strategic Studies (IISS) Dialogue, the annual Asian defense and security forum in Singapore, Saturday (3/6/2023).
In that forum, the Minister of Defense proposed several ideas or proposals for resolving the conflict between Russia and Ukraine.
Broadly speaking, Defense Minister Prabowo offered five suggestions, namely a ceasefire, a mutual retreat of 15 km, forming a monitoring force and suggesting that the United Nations be deployed along the demilitarized zone, a monitoring force consisting of countries agreed by both parties, and holding a referendum.
As seen in the upload of the youtube channel that is news, in the dialogue session it appears that Prabowo received a reaction and was "battered" with many questions from delegates from European countries.
At first they questioned President Jokowi's stance as the Chair of Asean who wanted to open communication with the Myanmar junta. Then, Defense Minister Prabowo was asked about his proposed resolution for Ukraine and Russia.
The Minister of Defense also gave answers regarding President Jokowi's stance in Asean and his proposal to build peace in Ukraine in a firm, coherent way, and made the audience silent to listen to him.
Prabowo even asked the European delegation to ask various countries about completing an invasion.
According to him, what President Jokowi has done in Asean is very correct.
Likewise, Indonesia's proposal to resolve the Russia-Ukraine conflict was based on history where a resolution in the form of a UN referendum and the implementation of the demilitarization zone could create peace in Europe, he stressed.
He also emphasized that the invasion did not only occur in Europe. Even Indonesia, Vietnam, Korea, Congo, and a number of countries in the Arabian Peninsula have also experienced several invasions.
All the invasions that took place in various parts of the world, said Prabowo, could end with conflict resolution driven by the United Nations. (ril)
Let's share this news...
“Dikeroyok” Delegasi Eropa, Jawaban Tegas Prabowo Membuat Mereka Terdiam
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto, menyampaikan pidatonya pada Dialog Shangri-La International Institute for Strategic Studies (IISS) ke-20, forum pertahanan dan keamanan tahunan Asia di Singapura, Sabtu (3/6/2023).
Dalam forum itu, Menhan mengusulkan beberapa ide atau proposal penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina.
Secara garis besar Menhan Prabowo menawarkan lima saran, yakni gencatan senjata, saling mundur 15 km, membentuk pasukan pemantau dan menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi, pasukan pemantau terdiri dari negara-negara yang disepakati kedua pihak, dan melakukan referendum.
Sebagaimana terlihat dalam unggahan chanel yuotube inti news, dalam sesi dialog nampak Prabowo mendapat reaksi dan “dikeroyok” dengan banyak pertanyaan dari delegasi negara-negara Eropa.
Awalnya mereka mempertanyakan sikap Presiden Jokowi sebagai Ketua Asean yang ingin membuka komunikasi dengan junta Myanmar. Kemudian, kepada Menhan Prabowo ditanyakan perihal usulan resolusinya untuk Ukraina dan Rusia.
Menhan pun memberi jawaban terkait sikap Presiden Jokowi di Asean dan usulnya untuk membangun perdamaian di Ukraina dengan tegas, runtut, dan membuat audiens terhening menyimaknya.
Prabowo bahkan meminta delegasi Eropa tersebut untuk bertanya balik ke berbagai negara soal penyelesaian sebuah invasi.
Menurutnya, apa yang dilakukan Presiden Jokowi di Asean sudah sangat tepat.
Demikian juga dengan usulan Indonesia untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina adalah didasari oleh sejarah dimana dengan resolusi berupa referendum PBB serta pemberlakuan demiliterisasi zone dapat menciptakan perdamaian di Eropa, tegasnya.
Dia juga menegaskan bahwa invasi tak hanya terjadi di Eropa saja. Bahkan Indonesia, Vietnam, Korea, Kongo, dan sejumlah negara di jajirah Arab juga pernah mengalami beberapa kali invasi.
Semua invasi yang terjadi di berbagai belahan dunia itu, sebut Prabowo, dapat diakhiri dengan resolusi konflik yang dimotori PBB. (ril)
Yuk bagikan berita ini...
Posting Komentar