GLOBAL SPORT MEDIA Malaysia, Makan Bola, ikut mengomentari sanksi FIFA untuk Timnas Indonesia dan PSSI. Menurut mereka, hukuman yang dijatuhkan termasuk berat.
FIFA memberi sanksi kepada Indonesia imbas perlakuan suporter yang dinilai diskriminatif pada laga kontra Timnas Bahrain, 25 Maret 2025. Kepastian itu diungkap Anggota Komite Eksekutif PSSI (Exco PSSI), Arya Sinulingga, pada Minggu 11 Maret.
1. Bernada Xenophobia
Mereka mengirimkan surat resmi kepada PSSI yang merujuk pada referensi FDD 2338 tentang Pasal 18 terkait diskriminasi. FIFA mendengar ada nyanyian bernada xenophobia dari arah tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, kepada Timnas Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Alhasil, dua sanksi dijatuhkan kepada Indonesia. Pertama, PSSI diwajibkan membayar denda senilai Rp400 juta. Kedua, kapasitas SUGBK dikurangi 15% saat menjamu Timnas China pada 5 Juni 2025.
2. Perhatian dari Media Malaysia
Sanksi tersebut turut mendapat perhatian dari negara-negara tetangga, khususnya Malaysia. Media negara itu menilai hukuman FIFA kali ini termasuk berat.
“FIFA jatuhkan dua hukuman berat ke Indonesia,” tulis Makan Bola dalam tajuk utamanya, dikutip Selasa (13/5/2025).
Media Malaysia ikut mengomentari sanksi FIFA untuk Timnas Indonesia (Foto: X/@TimnasIndonesia)
"Dua hukuman yang dijatuhkan adalah denda sebesar USD25.000 setara dengan RM107.426 (Rp400 juta) dan juga pengurangan 15% jumlah penonton pada pertandingan kandang berikutnya," lanjut ulasan itu.
3. Kali Kedua Disanksi
Ini merupakan kali kedua Timnas Indonesia mendapat sanksi dari FIFA sepanjang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Adapun, ketika itu jenis pelanggarannya adalah terlambat masuk lapangan pertandingan.
Parahnya, Timnas Indonesia dua kali melakukan kesalahan tersebut, yakni saat menghadapi Timnas Australia (10 September 2024) dan Timnas China (15 Oktober 2024). PSSI harus membayar denda pada November 2025 dengan total 20 ribu franc Swiss, yang kala itu senilai Rp355 juta.
Tentunya sanksi-sanksi FIFA itu harus jadi pelajaran berharga buat semua elemen sepakbola di Indonesia. Sebab, hukuman yang dijatuhkan bisa saja lebih berat di masa depan jika pelanggarannya terulang.
(Wikanto Arungbudoyo)
Sumber: bola.okezone.com
Posting Komentar